Thursday 5 November 2015

 

Karel Murafer, Pemersatu 3 Suku Besar di Maybrat

MAYBRAT (Suara Karya): Ha­rapan Gubernur Papua Ba­rat, Abraham Octavianus Atu­ruri agar Bupati Maybrat, Karel Murafer SH MA, mam­pu mengendalikan semua kepentingan di kabupaten ini dapat terwujud.
Pemindahan Ibu kota Ka­bupaten Maybrat yang dahulu berkedudukan di Aya­ma­ru, kembali ke Kumurkek, dilakukan dengan baik. Karel Murafer berhasil mempersatukan warga tiga suku di Kabupaten Maybrat.
Tokoh Masyarakat Papua Barat asal Maybrat, yang ju­ga mantan Ketua DPRD Kota Sorong, Yahya Solossa S.Pd memberi apresiasi atas ke­berhasilan Karel Murafer.
Seperti diketahui, se­be­lum ini, karena berbagai ke­pentingan di Maybrat, ibu ko­ta kabupaten yang ber­dasar­kan Undang-Undang, seharusnya berkedudukan di Kumurkek, dilaksanakan di Ayamaru, ibu kota Distrik Aya­maru. Tapi kini dapat di­kembalikan ke asalnya yaitu berkedudukan di Kumurkek, sebagai ibu kota Maybrat untuk selamanya.
Sebelum ini, tak satupun pejabat atau tokoh masya­ra­kat yang mampu atau bisa di­dengar oleh rakyat May­brat, terkait ibu kota kabupaten. Akibatnya, terjadi konflik antar warga yang ber­keinginan untuk mempertahankan ibu kota tetap di Ayamaru dan sebagian besar rakyat di sisi lain menghendaki ibu kota dikembalikan ke Kumurkek.
Dengan tersangkutnya bupati sebelumnya dalam ka­sus korupsi, otomatis ber­dasarkan UU, Karel Murafer SH MA, sebagai wakil bupati, dilantik Gubernur Papua Ba­rat, Abraham Octavianus Atu­­­ruri sebagai Bupati May­brat pada 21 Juli 2014.
Sejak tanggal tersebut hingga kemarin, Bupati Karel Murafer mampu memimpin Ka­bupaten Maybrat dalam kon­disi damai. Tak ada lagi pertikaian memperebutkan lokasi ibukota kabupaten seperti sebelum ini.
Kabupaten Maybrat setelah diaudit BPK, hasilnya adalah wajar tanpa pengecualian ( WTP).
Pembangunan fisik dan non fisik di Kabupaten May­brat, menunjukkan kemajuan yang mendapat pujian dari berbagai pihak. Karena itu, Gu­bernur Papua Barat, Abra­ham O Atururi, Bupati May­brat, Karel Mu­rafer dan pihak Kementrian Dalam Ne­geri kini tengah memperjuangkan pe­mekaran Ka­bu­paten Maybrat menjadi dua kabupaten.
“Ini, untuk mencegah konflik yang terjadi di May­brat. Oleh karena itu, perlu satu kabupaten baru atau dae­rah otonomi baru (DOB) dengan nama Maybrat Sau perlu diadakan di sana,” kata Gubernur Papua Barat, Abra­ham O Atururi kepada pers di Manokwari Pekan lalu.
Bupati Maybrat, Karel Mu­rafer SH MA, berharap, pe­­merintah pusat segera me­ngabulkan Daerah Otonomi Baru (DOB) Maybrat Sau. Se­bab, hanya dengan hal tersebut konflik di Maybrat dapat diatasi. “Daerah Maybrat Sau, itu memiliki potensi pa­riwisata dan sumber daya alam besar. Sehingga cocok un­tuk menjadi DOB baru,” kata Murafer. (K14)

No comments:

Post a Comment