Sunday 3 October 2010

AKUT BAKIT PANGARUH

ddy Oleh Abang Alberd Duwith
Apa benefit ( baca : keuntungan catatan fb hosio freddie) memiliki bakit dan akut sebagai pasangan hidup?

Ketika pertanyaan ini diajukan, maka kita harus menjawabnya dengan melihat kepada inti dari kekuatan sebuah suku/bangsa, yakni sistem religi (C. Kluckhohn (1953)). Mengapa sistem religi? Karena sistem religi inilah yang menghasilkan sistem 6 yang lainnya, semisalny sistem kekerabatan dan sistem ekonomi.

Apa sistem religi yang dimiliki oleh Akut dan Bakit - entah itu Meybrat dan atau Sauyat? Ketika kita bisa menjawab pertanyaan ini, barulah kita tahu, benefit apakah yang akan kita miliki dan atau hilang, jika kita menikah dan atau tidak menikah dengan bakit/akut.... Lihat Selengkapnya

Meski saya tak memahami dan belum bisa mengkonsepkan sistem nilai yang dimiliki oleh suku Meybrat & Sauyat, karena ini tugas ahli filsafat dan antropolog, tetapi saya bisa cerita sedikit tentang dampak 'sistem nilai' ( yang masih 'samar' ini) kepada sistem kekerabatan.

Seperti yang telah di tulis di atas, oleh Ibu Hartati Iwangin, bahwa menjadi istri seorang akut, istrinya 'sangat dimanjakan'. Ini akibat sampingan dari sistem kekerabatan ( baca : penikahan ) 'kain timur' yang masih dipertahankan sampai sekarang - bahkan bagi yang ekonominya mampu, nilai nominalnya cenderung naik, yakni berbanding lurus bersama laju inflasi.Misalnya saat ini, telah ada 'bakit' yang memecahkan 'rekor' rp.1 milyar.

Sistem kekerabatan ini, bahkan berlanjut kepada "bayar tulang" kepada pihak Ibu dari si Alm. setelah ia lelayu (meninggal).

Inti-nya dalam strata sosial masyarakat Maybrat, "perempuan" memiliki sebuah peranan - dan bukan budak tempat tidur semata.

Dampak dari adanya sistem nilai ini, para Akut (pada umumnya ), sangat menghargai istri/perempuan. Itulah sebabnya, para wanita dari suku lain, akan berbahagia ketika menikah dengan para Akut ( suit .. suit ... iklan ka pa neh ? :) ).

Sistem kekerabatan, yang bersumber dari sistem nilai inilah yang akan hilang, jika kita menikah dengan suku lain.

Di manakah cinta? Cinta bagi saya adalah sistem religi universal yang berlaku bagi manusia dari suku apa saja, yang berisi komitmen seorang aku ( laki-laki), kepada seorang aku (wanita). Komitmen ini, bahkan dijaga oleh sistem keagamaan.

Karena cinta adalah komitmen, maka ia bukanlah reaksi hormon dophomin yang suka naik turun ; berdampak kepada perasaan sayang yang suka naik-turun juga. Itulah sebabnya cinta bisa bertahan melebihi jangka waktu 3 tahun, karena menurut penelitian paling akhir, hormon yang menyebabkan orang jatuh cinta ini akan habis dalam jangka waktu 3 tahun.

Kesimpulan :
1. Ketika akut/bakit tidak saling menikah, maka sistem kekerabatan suku Maybrat terancam punah
2. Para Akut sudah dididik dalam sistem kekerabatannya untuk menghargai 'perempuan', yang akan membuat dia 'memanjakan' istri-nya.
3. Cinta adalah nilai universal, yang membuat kita bisa membentuk rumah tangga dengan baik, dari suku apa-pun ia berasal.

----
Catatan :
1. Suku lain juga memiliki sistem nilainya sendiri, yang membuat ia menghargai perempuan, yang bukan konteksnya jika di tulis di sini.
2. Menurut Koentjtaraningrat, jantung dan sistem universal budaya adalah bahasa, karena itu mempelajari bahasa daerah adalah cara terbaik di dalam mempertahankan sistem kekerabatan Meybrat/Sauyat agar tidak punah. Karena itu, belajar bahasa Meybrat, selain bahasa Inggris
3.Profesinal muga....Anda boleh duplikat pesan ini kepada segenap akut-bakit pangaruh di Repoblik ini, hanya saja sahabat facebooker tolong sertai nama seorang yang mempunyai opini ini.
4.apabila Profesional muda memiliki ide-ide cemerlang /gagasan....silahkan....comment aja.
5.Akhirnya semoga opini dari K Abe dapat menjawab Eksistensi kita sebagai Maybrat sejati!
6.Asik mawat buat K Abe.
salam
freddie hosio

AKUT BAKIT MAYBRAT: AKUT BAKIT MAYBRAT

AKUT BAKIT MAYBRAT: AKUT BAKIT MAYBRAT: "Akut Bakit yang Pangaruh jangan mau kalah dengan dong yang lain . kita bisa ( Yes We Can )"

AKUT BAKIT MAYBRAT

Akut Bakit yang Pangaruh jangan mau kalah dengan dong yang lain . kita bisa ( Yes We Can )